Senin, 08 Desember 2014

Ya Allah, aku jatuh cinta

Siang itu alhamdulillah dengan ijin Allah saya bisa hadir dalam sebuah acara taklim di salah satu masjid di daerah tebet, jakarta selatan. Dengan tema "Ya Allah aku jatuh cinta". Saya akan sedikit share, mudah-mudahan bermanfaat.

Jika cinta hanya milik laki-laki yang berparas tampan lalu bagaimana dengan seseorang di masa rasulullah saw yang berwajah tidak tampan. Suatu hari ia ditanya oleh rasulullah saw, "apakah kau ingin menikah?"
"Tentu saja ya Rasul" jawabnya "Tapi apakah ada yang mau menikah denganku?"
"Datanglah ke rumah si fulan dan katakanlah kalau aku yang menyuruhmu untuk melamar anaknya"
Bukan main-main rupanya karena si gadis yang dimaksud adalah gadis tercantik.
Lalu datanglah ia ke rumah gadis itu dan menemui ayahnya.
"Ada apa gerangan engkau datang ke rumahku" tanya sang ayah.
"Rasulullah saw menyuruhku datang untuk melamar anakmu"
Sang ayah bahagia mendengar ucapanya. "lalu kapan rasul akan datang menemuiku?"
"Aku datang melamar anakmu bukan untuk rasul, tapi untuku". Seketika sang ayah kaget mendengarnya. Wajah yang tadinya sumringah mendadak redup.
"Baiklah aku akan menanyakan terlebih dahulu kepada anakku".
Sang ayah sebenarnya tidak setuju anaknya yang cantik dinikahi seorang pemuda yang buruk rupa. Tapi hebatnya sang anak berkata "aku mau ayah, karena rasul yang menyuruhku. Aku yakin kalau rasul menyuruhku akan ada kebaikan didalamnya."
Singkat cerita mereka pun menikah. Pada saat malam pertama ternyata ada panggilan perang dan si fulan mengikuti perang tersebut dan akhirnya mati sahid.

Bergitulah salah satu cerita di zaman rasulullah saw. Menunjukan bahwa cinta itu bukan hanya milik laki-laki dan perempuan rupawan. Bukan juga hanya milik orang yang berharta.
Rasanya terlalu dini ketika sepasang muda-mudi bertemu dan bilang "aku cinta kamu" sedangkan mereka sebenarnya tidak tau apa artinya cinta.

Ada cerita lain antara sepasang kekasih yang berbeda agama. Perempuanya beragama Islam dan laki-lakinya beragama kristen. Demi kekasihnya dia melawan orang tua yang sedari kecil membesarkanya. Akhirnya yang katanya demi cinta, laki-laki tersebut memeluk agama islam agar bisa menikah dengan kekasihnya. Setelah bertahun-tahun menikah dan mempunyai anak, laki-laki tersebut kembali ke tabiat asalnya, kasar. Dia berkata bahwa dia bukan Islam, dia masuk Islam hanya untuk menikahi perempuan tersebut. Akhirnya perempuan itu kembali ke rumah ayahnya dan menceritakan perlakuan suaminya.
"Kamu tinggal disini saja nak. Kalau hanya menafkahi kamu dan anak-anakmu bapak juga mampu."
Bisa dilihat sebenarnya siapa mencintai siapa. Orang tua yang membesarkan kita dari kecil tanpa pamrih dilawan demi seseorang yang baru dikenal dengan alasan "cinta".
Laki-laki tersebut datang ke rumah ayahnya untuk membawa kembali anak-anaknya yang dibawa sang istri, tapi ayahnya pasang badan. Akhirnya sang ayah disiram bensin dan dibakar oleh menantunya dan sampai sekarang kasusnya masih disidangkan.

Rasanya memang kita sebenarnya belum tahu apa itu cinta. Pernah saya bertanya pada suami saya. "Kapan pertama kali kamu cinta sama saya."
Suami saya jawab "cinta? Cinta itu hanya untuk Allah dan Rasul Nya"
Dari situ saya sadar bahwa sebenarnya pun saya tidak tahu cinta itu apa.

Mungkin cinta itu seperti cinta Allah kepada hambaNya. Allah menjaga mahluknya setiap saat, bahkan saat tidur sekali pun. Allah beri kita nikmat tapi tanpa sadar nikmat tersebut dipakai untuk maksiat. Allah beri ujian agar kita dekat, tapi kita malah mengutuki ujian tersebut.

Mungkin cinta itu seperti cinta Rasulullah saw kepada umatnya, siang malam beliau berdoa untuk umatnya. Sampai dipenghujung umurnya beliau masih mengkhawatirkan kita "umatku, umatku, umatku."

Mungkin cinta itu seperti orang tua yang merawat & mendidik anaknya sedari kecil. Bekerja keras hanya ingin sang anak mendapatkan kehidupan yang layak & pendidikan setinggi-tingginya.

Kita terlalu tergesa mendefinisikan cinta. Sebatas hanya antara laki-laki dan perempuan. Cinta itu bukan kemaksiatan, cinta itu bukan membawa kita untuk menentang Allah dan RasulNya. Cinta harusnya bisa membawa kita ke surga. Seperti kisah wanita yang taat beragama, dia masuk neraka karena mengurung binatang & tidak memberinya makan hingga hewan tersebut mati. Hal ini bertolak belakang dengan seorang pelacur yang masuk surga karena memberi makan hewan.

Jadi masih bisa bilang cinta kepada seseorang yang bukan mahrom?
Belajarlah mencintai Allah dan Rasulullah saw, baru akan mengetahui cinta itu apa. Ini peer buat saya, teguran buat saya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar