Sabtu, 27 Desember 2014

Say 'No' to moduser

Tidak mudah menjadi seorang akhwat yang sholehah, yang menjaga diri karena takut kepada Allah. Mencoba menjaga pandangan dari hal yang haram, berusaha terus mempelajari agama agar mengokohkan keimanan, berusaha mempelajari ilmu tentang rumah tangga, agar kelak bisa menjadi istri sholehah & madrasah untuk anak-anaknya kelak.

Disaat perempuan lain mengikuti trend agar mendapatkan julukan "fashionable", tapi ia berbeda. Tak lagi mementingkan penampilanya di mata manusia, ia hanya ingin berusaha tampil terbaik di depan Allah. Disaat orang memandang sinis karena pakaianya menutupi seluruh tubuhnya, ia tetap teguh pada pendirianya untuk memakai pakaian syar'i karena rasa malunya kepada Rabb nya.

Disaat perempuan lain mengabiskan waktu untuk nongkrong di tempat favoritnya, ia lebih memilih untuk duduk di majelis ilmu.

Disaat perempuan lain menghabiskan waktu dengan orang yang disebutnya 'pacar/kekasih', ia berusaha menolak rasa yang hinggap padanya, karena ia ingin mempersembahkan rasa itu hanya untuk orang yang kelak menyempurnakan setengah agamanya.

Wahai ukhti, ketika seseorang menikahi laki-laki karena harta. Engkau lebih memilih seseorang karena imannya, karena engkau tau kalau harta adalah ujian, yang terpenting adalah imannya. Wahai ukhti, engkau tidak gemerlap oleh perhiasan dunia. Karena engkau tau sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita sholehah. Mungkin engkaulah perhiasan itu.

Wahai ukhti, ketika seseorang menikahi laki-laki karena rupa. Bahkan itu pun tidak engkau cari. Karena engkau tau, ketampanan wajah itu termakan usia. Sedangkan ketampanan hati tidak akan tergerus oleh waktu.

Wahai ukhti, ketika seseorang menikahi laki-laki karena cinta. Engkau malah menitipkan semua rasanya pada Allah, karena engkau tau mencintai seseorang karena Allah lebih indah dari pada mencintai seseorang karena hawa nafsu.

Ah.. Ukhti sungguh indah dirimu, lebih mulia dari bidadari surga

Tapi ukhti, berhati-hatilah pada ikhwan yang mencoba mendekat. Mungkin karena kemuliaan
 akhlakmu, sehingga mereka mencoba mendekatimu.

Tidak semua ikhwan itu baik, kadang mereka sudah sangat faham dengan pendirianmu untuk sendiri sampai ijab kabul. Mereka mencoba memanfaatkanya, 'hanya' untuk mendekatimu. Mereka tidak benar-benar menginginkanmu. Hati-hati ukhti, kadang pada tahap ini banyak 'bunga' menjadi layu sebelum mekar. Suatu prestasi besar untuk setan jika bisa merayu orang yang sholeh/sholehah.

Tetap waspada wahai ukhti, karena engkau belum sampai di garis finish. Jangan berikan hatimu untuk seseorang yang belum halal. Jaga terus pandanganmu, tunggulah sampai ijab kabul itu selesai. Sabarlah sebentar,,, meski pun khitbah sudah dilalui tetaplah bersabar, tunggulah sampai semuanya mejadi halal. Karena bukankah ridho Allah yang engkau cari.
Jangan biarkan perjuanganmu sejauh ini hancur. Karena aku tau ukhti, perjalananmu engkau lalui dengan doa & air mata.

Wahai akhi, aku tau engkau sudahlah paham tentang agama. Sudah banyak yang engkau pelajari, tapi akhi.. Apa engkau tau mendekati akhwat & hanya mempermainkanya menurutku itu begitu jahat. Seperti memetik bunga & membuangnya ke jalanan. Bukankah Allah telah melebihkan engkau laki-laki dibanding perempuan sebagai penjaga dan pelindung dari perempuan. Mungkin engkau tidak mempunyai kakak/adik perempuan, sehingga engkau tidak paham. Tapi aku yakin engkau seorang anak dari seorang perempuan. Mengertilah karena kami adalah kaum ibumu.

Mohon maaf lahir bathin, yang berbica belum tentu lebih baik dari yang mendengar.

#Sebaik-baiknya diri kita, lebih baik orang lain. Seburuk-buruknya orang lain. Lebih buruh diri kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar